BAB I
TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK
1.1.
Tinjauan Teori
1.1.1.
Sitem Akuntansi Penerimaan Kas
Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua
sumber utama : penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari
piutang. Dalam bab ini diuraikan penerimaan kas dari penjualan Over-the Counter Sale, dari Cash-on-Deliverry Sale , dan dari Credit Card Sale. Di samping itu,
diuraikan pula penerimaan kas dari piutang melalui penagihan perusahaan, kantor
pos dan lock-box-collection plan.(
Mulyadi , 2001 : 455 )
1.1.1.1. Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan
dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih dahulu
sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima
oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi
penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahan.
Sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan
dagang, seperti toko buku, berasal dari transaksi penjualan tunai. Berdasarkan
sistem pengendalian internal yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan
tunai mengharuskan :( Mulyadi , 2001 : 455
)
a.
Penerimaan
kas dalam bentuk harus segera disetor ke Bank dalam jumlah penuh dengan
melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.
b.
Penerimaan
kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang
melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan
kas.
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
dibagi menjadi tiga (3) prosedur antara lain:( Mulyadi , 2001 : 456 )
1).
Penerimaan
Kas dari Over-the Counter Sale
Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang
keperusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli,
melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. dalam
Over-the Counter Sale ini, perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi
(Personal Check), atau pembayaran langsung dari pembeli dengan credit card,
sebelum barang diserahkan kepada pembeli. Penerimaan kas dari Over-the Counter
Sales dilaksanakan melalui prosedur berikut ini : (Mulyadi , 2001 : 456)
a.
Pembelian
memesan barang langsung kepada wiraniaga ( Sales Person ) di Bagian Penjualan.
b.
Bagian
kasa menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat berupa uang tunai, cek
pribadi ( personal check ) atau kartu kredit.
c.
Bagian
pengiriman menyerahkan barang keoada pembeli.
d.
Bagian
kasa menyetorkan kas yang diterima ke bank.
e.
Bagian
Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan.
f.
Bagian
Akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai dalam jurnal penerimaan
kas.
Jika kas yang diterima cek pribadi, bank
penjual ( bank yang penjual miliki rekening giro didalamnya) kemudian akn
mengurus check clearing tersebut ke bank
pembeli ( bank yang pembeli memiliki rekening giro didalamnya). Jika kas yang
diterima berupa kartu kredit, bank penjual merupakan bank penerbit kartu kredit
langsung menambah saldo rekening giro penjual setelah dikurangi dengan credit
card fee ( yang berkisar 2,5% sampai dengan 4% ). Bank penerbit kartu kredit
inilah yang secara periodik melakukan penagihan kepada pemegang kartu kredit.
Gambar. 3.1. Penerimaan kas dari Over-the-Counter
Sales
2).
Penerimaan
Kas dari COD Sale
Cash on delivery sales (COD sales) adalah
transaksi penjualan tunai yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum,
atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan.
COD Sales merupakan sarana untuk barang bagi pembeli dan Jaminan penerimaan kas
bagi perusahaan penjual. COD sales melalui pos belum merupakan sistem penjualan
yang umum berlaku di Indonesia. COD sales melalui pos dilaksanakan dengan
prosedur sebagai berikut :( Mulyadi , 2001 : 457 )
a.
Pembeli
memesan barang lewat surat yang dikirim melalui pos.
b.
Penjual
mengirimkan barang melalui kantor pos pengirim dengan cara mengisi formulir COD
sales di Kantor pos.
c.
Kantor
pos pengirim mengirim barang dan formulir COD sales sesuai dengan instruksi
penjual kepada kantor pos penerima.
d.
Kantor
pos penerima, pada saat diterimanya barang dan formulir COD sales,
memberitahukan kepada pembeli tentang diterimannya kiriman barang COD Sales.
e.
Pembeli
membawa surat panggilan ke kantor pos penerima dan melakukan pembayaran
sejumlah yang tercantum dalam formulir COD Sale. Kantor pos penerima
menyerahkan barang kepada pembeli, dengan diterimannya kas dari pembeli.
f.
Kantor
pos penerima memberitahu kantor pos pengirim bahwa COS Sale telah dilaksanakan.
g.
Kantor
pos penerima memberitahu kantor pos pengirim bahwa COD sale telah dilaksanakan,
sehingga penjual dapat mengambil kas yang diterima dari pembeli.
Gambar
3.2. melukiskan prosedur COD sales melalui Pos.
Jika lokasi pembeli berada di kota yang sama
dengan lokasi perusahaan, penyerahan barang baiasanya dilaksanakan sendiri oleh
fungsi pengiriman perusahaan. Pencatatatan COD Sale dilakukan dua jurnal
sebagai berikut :
Jurnal penjualan. Pasa saat barang dikirim.
Bagian jurnal membuat jurnal sebagai berikut :
Pendapatan
tunai xxx
Pendapatan
Penjualan COD xxx
PPN
Keluaran xxx
Jurnal penerimaan kas. Pada saat kas diterima
oleh Bagian Kasa, Bagian Jurnal membuat jurnal membuat jurnal dalam jurnal
peneimaan kas sebagai berikut :
Kas xxx
Penjualan
Tunai xxx
Jika
COD sale dilakukan oleh perusahaan kepada pembeli luar kota atau luar pulau,
pengiriman dan penagihan harga barang dapat dilakukan lewat kantor pos atau
perusahaan angkutan umum. Pencatatan COS sale dilakukan pada saat barang
diserahkan kepada kantor pos atau perusahaan angutan umum, dengan jurnal sebagi
berikut :
Piutang
COD xxx
PPN
Keluaran xxx
Penjualan
COD xxx
Biaya
Angkutan xxx
Pada
saat kas diterima dari pembeli melalui kantor pos atau perusahaan angkutan
umum, jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah :
Kas xxx
Piutang
COD xxx
3).
Penerimaan
Kas dari Credit Card Sale
Sebenarnya credit card bukan merupakan suatu
tipe penjualan namun merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana
penagihan bagi penjual, yang memberikan kemudahan baik bagi pembeli maupun bagi
penjual. Credit card merupakan sarana pembayaran bagi pembeli, baik dalam over
the counter sale maupun dalam penjualan yang pengiriman barangnya dilaksanakan
melalui jasa kantor pos atau angkutan umum. Dalam Over the Countre sale ,
pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang akan
dibeli , melakukan pembayaran ke kasir dengan menggunakan kartu kredit. Dalam
penjualan tunai yang melibatkan pos atau perusahaan angkutan umum, pembeli
tidak perlu datang ke perusahaan ke perusahaan penjual. Pembeli memberi
persetujuan tertulis penggunaan kartu kredit dalam pembayaran harga barang,
sehingga memungkinkan perusahaan penjual melakukan penagihan kepada bank atau
perusahaan penerbit kartu kredit.
Kartu kredit digolongkan dalam tiga ( 3 )
kelompok :( Mulyadi , 2001 : 459 )
a.
Kartu
Kredit Bank ( Bank Cards )
Kartu Kredit Bank ( Bank Card) diterbitkan oleh
Bank atau lembaga keuangan yang lain. Kartu Kredit yang beredar adalah Visa dan
Master Card. Dengan menggunakan kartu kredit ini, pembeli sebenarnya memperoleh
kredit dari Bank. Perusahaan yang menerima pembayaran melalui kartu kredit
dapat memperoleh uang tunai segera dari bank dengan menukarkan Copy Credit Card
Sales Slip ke Bank yang menerbitkan kartu kredit biasanya menagih pemegang
kartu kredit sebulan sekali, untuk transaksi pembelian dengan menggunakan kartu
kredit yang dilakukan oleh pemegang kartu kredit dalam jangka waktu sebulan
sebelumnya. Rerangka hubungan antara Bank penerbit kartu kredit , penerbit
kartu kredit , dan penjual barang ( disebut dengan istilah Merchant ) ,
memberikan manfaat kepada semua pihak yang berkaitan tersebut. Penjual barang
dijamin dapat menerima uang tunai dengan segera dari bank penerbit kartu kredit
, pemegang kartu kredit dapat melakukan pembelian secara kredit satu bulan ,
dan bank penerbit kartu kredit menerima credit card fee dari penjual.
Gambar
3.3 penjualan dengan Kartu Kredit Bank
b.
Kartu
Kredit Perusahaan ( Company Cards )
Kartu kredit ini diterbitkan oleh perusahaan
tertentu untuk para pelanggannnya. Pelanggan dapat menggunakan kartu kredit ini
untuk membeli barang hanya ke perusahaan yang menerbitkan kartu kredit
tersebut. Pada akhir bulan atau pada tanggal tertentu, perusahaan menagih
jumlah harga barang yang dibeli oleh pemegang kartu kredit selama jangka waktu
tertentu yang telah lewat.
c.
Kartu
Kredit berpergian dan Hiburan ( Travel and Entertaiment Cards)
Diner’s Club dan Carte Blance biasanya
digolongkan ke dalam travel and entertaiment cards karena pada umumnya kartu –
kartu kredit tersebut digunakan dalam bisnis Restaurant, Hotel, dan Motel.
Namun , banyak pula toko yang menerima kartu – kartu kredit tersebut sebagai
alat pembayaran. Perusahaan penjual barang menguangkan credit card sales slip
dari transaksi penjualannya ke perusahaan yang menerbitkan kartu kredit
tersebut. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan dengan menerima kartu
kredit jenis ini tida berbeda dengan jurnal penjualan dengan menerima kartu
kredit bank.
Credit card sale adalah transaksi penjualan
tunai ( yang merupakan bentuk lain Over the Counter sale) yang pembeli
melakukan pembayaran dengan menggunakan kartu kredit.
Gambar
3.4 Penerimaan Kas dari Credit Card Sale
1.1.1.1.1. Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas
dari penjualan tunai adalah :( Mulyadi , 2001 : 462 )
a.
Fungsi
Penjualan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan
tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi
faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk
kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.
b.
Fungsi
Kas
Dalam transaksi penerimaan kas daripenjualan
tunai, fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.
c.
Fungsi
Gudang
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan
tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh
pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.
d.
Fungsi
Pengiriman
Dalam transaksi penerimaan kas adari penerimaan
kas dari penjuakan tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang
dan menyerahkan barang yang telah dibayar hargannya kepada pembeli.
e.
Fungsi
Akuntansi
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan
tunai, fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan, penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.
1.1.1.1.2. Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen
Informasi yang umumnya diperlukan oleh
manajemen dari penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :( Mulyadi , 2001 :
462 )
a.
Jumlah
pendapatan penjualan menurut jenis produk atay kelompok produk selama jangka
waktu tertentu.
b.
Jumlah
kas yang diterima dari penjualan tunai.
c.
Jumlah
harga pokok produksi yang dijual selama jangka waktu tertentu.
d.
Nama dan
alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjualan produk tertentu, namun
pada umumnya informasi nama dan alamat pembeli ini tidak diperlukan oleh
manajemen dari kegiatan penjualan tunai.
e.
Kuantitas
produk yang dijual.
f.
Otorisasi
pejabat yang berwenang.
1.1.1.1.3. Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan
kas dari penjualan tunai adalah :( Mulyadi , 2001 : 463 )
a.
Faktur
Penjualan Tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai
informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.
Jika diliat kembali daftar informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai
transaksi penjualan tunai tersebut, maka formulir faktur penjualan tunai dapat
digunakan untuk merekam data mengenai nama pembeli dan alamat pembeli, tanggal
transaksi, kode dan nama barang, kuantitas, harga satuan, jumlah harga, nama da
kode wiraniaga, otorisasi terjadinya berbagai tahap transaksi. Faktur penjualan
tunai diisi oleh fungsi penjualan yang bersifat sebagai pengantar pembayaran
oleh pembeli kepada fungsi kas dan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan
transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan. Tembusan faktur ini dikirimkan
oleh faktur penjualan ke fungsi pengiriman sebagai perintah penyerahan barang
kepada pembeli yang telah melaksanakan pembayaran harga barang ke fungsi kas.
Tembusan faktur ini juga berfungsi sebagai slip pembungkus ( packing slip )
yang telah ditempelkan oleh fungsi pengiriman di atas pembungkus, sebagai alat
identifikasi bungkusan barang.
b.
Pita
Register Kas
Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan
cara mengoperasikan mesin register kas ( cash register ). Pita register kas ini
merupakan bukti peberimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan
dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.
c.
Credit
Card Sales Slip
Dokumen ini dicetak oleh credit card center
bank yang menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan ( disebut merchant
) yang menjadi anggota kartu kredit. Bagi perusahaan yang menjual barang atau
jasa. Dokumen ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai laat untuk
menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit, untuk transaksi
penjualan yang telah dilakukan kepada pemegang kartu kredit.
d.
Bill of
lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang
bagi perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini
digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang menyerahkan barangnya
dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.
e.
Faktur
Penjualan COD
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan
COD. Tembusan faktur penjualan COD diserahkan kepada pelanggan melalui bagian
angkutan perusahaan , kantor pos, atau perusahaan angkutan umum dan dimintakan
tanda tangan penerima barang dari pelanggan sebagai bukti telah diterimannya
barang oleh pelanggan. Tembusan faktur penjualan COD digunakan oleh perusahaan
untuk menagih kas yang harus dibayar oleh pelanggan pada saat penyerahan barang
yang dipesan oleh pelanggan.
f.
Bukti
setor Bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai
bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setoran dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh
fungsi kas ke Bank, bersamaan dengan penyetoran kas dari hasil penjualan tunai
ke Bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali dari bank setelah
ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti
setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber
untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjulan tunai ke dalam jurnal
penerimaan kas.
g.
Rekapitulasi
harga pokok penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi
untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode. Dokumen ini
digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bagi pembuatan bukti
memorial untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
1.1.1.1.4. Catatan Akuntansi yang digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem
penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :( Mulyadi , 2001 : 468 )
a.
Jurnal
Penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan. Jika perusahaan menjual
berbagai macam produk dan manajemen memerlukan informasi pejualan setiap jenis
produk yang dijualnya selama jangka waktu tertentu
b.
Jurnal
Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, di antaranya dari
penjualan tunai.
c.
Jurnal
Umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan
tunai, jurnal digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk
yang dijual.
d.
Kartu
Persediaan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan
tunai, kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan ini
diselenggarakan di fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan
barang yang disimpan di gudang.
e.
Kartu
Gudang
Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan
akuntansi karena hanya berisi data kuantitas yang disimpan di gudang. Catatan
ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mutasi dan persediaan barang yang
disimpan dalam gudang. Dalam transaksi penjualan tunai, kartu gudang digunakan
untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.
1.1.1.1.5. Jaringan Informasi yang Membentuk Sistem
Jaringan prosedur yang membentuk sistem
penerimaan kas dari penjualan tunai adalah sebagai berikut :( Mulyadi , 2001 :
469 )
a.
Prosedur
order penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima
order dari pembeli dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan
pembeli melakukan pembayaran harga barang ke fungsi kas dan untuk memungkinkan
fungsi gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan
kepada pembeli.
b.
Prosedur
penerimaan kas
Dalam prosedur ini fungsi kas menerima
pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran ( berupa
pita register kas dan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai ) kepada pembeli
untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang
dibelinnya dari fungsi pengiriman.
c.
Prosedur
penyerahan barang
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman
menyerahkan barang kepada pembeli.
d.
Prosedur
pencatatan penjualan tunai
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan
pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan
kas. Disamping itu, fungsi akuntansi juga mencatat berkurangnya persediaan
barang yang dijual dalam kartu persediaan.
e.
Prosedur
penyetoran kas ke bank
Sistem pengendalian intern terhadap kas
mengharuskan penyetoran dengan segera ke bank semua kas yang diterima pada
suatu hari. Dalam prosedur ini fungsi kas menyetorkan ke Bank dalam jumlah
penuh.
f.
Prosedur
pencacatan penerimaan kas
Dalam prosedur ini fungsi akutansi mencatat
penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank yang
diterima dari bank melalui fungsi kas.
g.
Prosedur
pencatatan harga pokok penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat
rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu
persediaan. Berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan, fungsi akuntansi
membuat bukti memorial sebagai dokumen sumber untuk pencatatan harga pokok
penjualan ke dalam jural umum.
1.1.1.1.6. Unsur
Pengendalian Intelrn
Unsur pengendalian
intern yang seharusnya ada dalam system penerimaan kas dari penjualan tunai
antara lain :(
Mulyadi , 2001 : 470 )
a.
Organisasi
Dalam merancang organisasi yang berkaitan
dengan sistem penerimaan kas dari penjualan tunai, unsur pokok pengendalian
intern dijabarkan sebagai berikut :
Ø
Fungsi
Penjualan Harus Terpisah dengan Fungi Kas. Fungsi penjualan yang merupakan
fungsi operasi harus dipisahkan dari fungsi kas yang merupakan fungsi
penyimapanan. Pemisahan ini mengakibatkan setiap penerimaan kas dari penjualan
tunai dilaksanakan oleh dua fungsi yang saling mengecek. Penerimaan kas
dilakukan oleh bagian kasa akan dicek kebenarannya oleh Bagian Order Penjualan,
karena dalam sistem inpenjualan tunai transaksi penerimaan kas dari penjualan
tunai tidak akan terjadi tanpa diterbitkannya faktur penjualan tunai oleh Bagan
Order Penjualan.
Ø
Fungsi
Kas Harus Terpisah dengan Fungsi Akuntansi. Berdasarkan unsur sistem
pengendalian intern yang baik, fungsi akuntansi harus dipisahkan dari kedua
fungsi pokok yang lain : fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Hal ini
dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan
keandalan data akuntansi. Dengan kata lain, suatu sistem yang menggabungkan
fungsi akuntansi dengan kedua fungsi pokok yang lain : fungsi operasi dan fungsi penyimapanan akan membuka kesempatan
bagi karyawan perusahaan untuk melakukan kecurangan dengan mengubah catatan
akuntansi untuk menutupi kecurangan yang dilakukannya. Fungsi kas berada di
tangan Bagian Kasa dan fungsi akuntansi berada di tangan Bagian Jurnal.
Pemisahan kedua fungsi pokok ini akan mencegah terjadinya penggunaan kas dari
penjualan tunai oleh Bagian Kasa untuk kepentingan pribadi.
Ø Transaksi Penjualan Tunai Dilakasanakan oleh
Fungsi Penjualan, Fungsi Kas, Fungsi Pengiriman dan Fungsi Akuntansi. Tidak ada
transaksi penjualan tunai yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu
fungsi tersebut. Dengan dilaksanakannya pengecekan intern pekerjaan setiap
fungsi tersebut oleh fungsi yang lain.
b.
Sistem
Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Ø Menerima
Order dari Pembeli Diotorisasi oleh Fungsi Penjualan Dengan Menggunakan
Formulir Faktur Penjualan Tunai. Transaksi penjualan tunai dimulai dengan
diterbitkannya faktur penjualan tunai oleh fungsi penjualan. Dengan formulir
ini fungsi penerimaan kas akan menerima kas dan fungsi pengiriman akan menyerahkan
barang kepada pembeli. Faktur penjualan tunai harus diotorisasi oleh fungsi
penjualan agar menjadi dokumen yang sahih, yang dapat digunakan sebagai dasar
bagi fungsi pengiriman untuk menyerahkan barang kepada pembeli setelah harga
barang dibayar oleh pembeli tersebut, serta sebagai dokumen sumber untuk
pencatatan dalam catatan akuntansi.
Ø Penerimaan Kas Diotorisasi oleh Fungsi Penerimaan
Kas dengan Cara Membubuhakan Cap “ Lunas” Pada Faktur Penjualan Tunai dan
Penempelan Pita Register Kas pada Faktur Tersebut. Sebagai bukti bahwa fungsi
penerimaan kas telah menerima kas dari pemebli, fungsi tersebut harus
membubuhkan cap “ lunas” dan menempelkan pita registerkas tersebut dokumen
faktur penjualan tunai dapat memberikan otorisasi bagi fungsi pengiriman untuk
menyerahkan barang kepada pembeli.
Ø Penjualan dengan Kartu Kredit Bank didahului
dengan Otorisasi dari Bank Penerbit Kartu Kredit. Masalah yang dihadapi oleh
merchant dalam penjualan dengan kartu kredit dari Bank adalah penrntuan
bonafiditas pemegang kartu kredit dalam sistem yang Online , mercahnt
dilengkapi dengan suatu akat yang dihubungkan dengan cara memasukkan kartu
kredit pelanggan kedalam alat tersebut. Dengan alat ini merchant terhindar dari
kemungkinan ketidakbonafitan pemegang kartu kredit.
Ø Penyerahana Barang Diotorisasi oleh Fungsi
Pengiriman Dengan Cara Membubuhkan Cap “ sudah diserahkan pada Faktur Penjualan
Tunai. Cap yang sudah diserahkan yang dibubuhkan oleh fungsi pengiriman pada
faktur penjualan tunai membuktikan telah diserahkannya barang kepada pembeli
yang berhak.
Ø Pencatatan ke dalam Catatan Akuntansi Harus
Didasarkan atas Dokumen Sumber yang Dilampiridengan Dokumen Pendukung yang
Lengkap.Catatan informasi yang berasal dari dokumen sumber yang sahih.
Kesahihan dokumen sumber dibuktikan dengan dilampirkannya dokumen pendukung
yang lengkap, yang telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
Ø Pencatatan ke dalam Catatan Akuntansi Harus
dilakukan oleh Karyawan yang Diberi Wewenang untuk Itu. Setiap pencatatan
kedalam akuntansni harus dilakukan oleh karyawan yang diberikan wewenang untuk
mengubah catatan akuntansi tersebut. Sehabis karyawan tersebut memmutakhirkan
catatan akuntansi berdasarkan sember , ia harus membubuhka tanda tangan dan
tanggal pada dokumen sumber sebagai bukti telah dilakukannya pengubahan data
yang dicatat dalam catatan akuntansi pada tanggal tersebut.
c.
Praktik
yang Sehat
Ø Faktur penjualan Tunai Bernomor Urut Cetak dan
Pemakaiannya Dipertaggungjawabkan oleh Fungsi Penjualan. Dalam organisasi ini,
setiap transaksi keuangan hanya akan terjadi jika medapat otorisasi dari yang
berwenang. Otorisasi dari yang berwenang tersebut diwujudkan dalam bentuk tanda
tangan pada formulir.
Ø Jumlah Kas yng Diterima dari Penjualan Tunai
Disetorkan Seluruhnya ke Bank pada Hari yang Sama dengan Trnasaksi Penjualan
Tunai atau Hari Kerja Berikutnya. Penyetoran segera seluruh jumlah kas yang
diterima dari penjualan tunai ke Bank akan menjadikan jurnal kas perusahaan
dapat diuji ketelitian dan keandalannya dengan menggunakan informasi dari
bank yang tercantum dalam rekening koran
bank.
Ø Perhitungan Saldo Kas yang Ada di Tangan Fungsi
Kas Secara Periodik dan Secara Mendadak oleh Fungsi Pemeriksaan Intern.
Perhitungan secara periodik dan secara mendadak akan mengurangi resiko
penggelapan kas yang diterima oleh kasir. Dalam perhitungan fisik ini dilakukan
pencocokan anatara jumlah kas hasil hitungan dengan jumlah kas yang seharusnya
ada menurut faktur penjualan tunai dan bukti penerimaan kas yang lain.
1.1.1.1.7. Bagan
Alir Dokumen
Gambar
.3.5 Sistem Penerimaan Kas dari Over-the-counter Sale( Mulyadi ,
2001 : 476 )
1.1.1.2.Sistem
Akuntansi Penerimaan Kas dari Piutang
Sumber penerimaan kas suatu perusahaan
manufaktur biasannya berasal dari pelunasan piutang dari debitur, karena
sebagian besar produk perusahaan tersebut berasal dari penjualan kredit. Dalam
perusahaan tersebut penerimaan kas dari penjualan tunai biasanya merupakan
sumber penerimaan kas relatif kecil. Dalam perusahaan dagang, seperti toko
pengecer, sumber penerimaan kas terbesar berasal dari transaksi penjualan
tunai. Berdasarkan sistemn pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas
dari piutang harus menjamin diterimannya kas dari debitur oleh perusahaan,
bukan kas oleh karyawan yang berhak menerimanya. Untuk menjamin diterimannya kas oleh
perusahaan, sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan :( Mulyadi , 2001 :
482 )
1.
Debitur
melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindahbukuan melalui
rekening Bank. Jika perusahaan hanya menerima kas dalam bentuk cek debitur,
yang ceknya atas nama perusahaan akan menjamin kas yang diterima oleh
perusahaan masuk ke rekening giro bank perusahaan. Pemindahbukuan juga akan
memberikan jaminan penerimaan kas masuk rekening giro bank perusahaan.
2.
Kas yang
diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam
jumlah penuh.
Penerimaan kas dari piutang yang dilakukan
melalui penagiahan perusahaan , melalui pos dan melalui lock-box collection
plan. Diantara berbagai cara penagihan piutang tersebut, penerimaan kas dari
piutang seharusnya mewajibkan debitur melakukan pembayaran dengan meggunakan
cek atas nama, yang secara jelas mencantumkan nama perusahaan yang berhak
menerima kas dari debitur , sehingga lecil kemungkinan orang yang tidak berhak
dapat menguangkan cek yang diterima dari debitur untuk kepentingan pribadinnya.
1.1.1.2.1.
Fungsi
yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas
dari piutang adalah :
( Mulyadi , 2001 : 487 )
a.
Fungsi
Sekertariat
Dalam sistem penerimaan kas dari piutang,
fungsi sekertariat bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat
pemberitahuan melalui pos dari para debitur perusahaan. Fungsi sekertariat
bertugas untuk membuat daftar pemberitahuan atas dasar surat oemberitahuan yang
diterima bersama cek dari para debitur.
b.
Fungsi
Penagihan
Jika perusahaan melakukan penagihan piutang
langsung kepada debitur melalui penagihan perusahaan, fungsi penagihan
bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan
berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
c.
Fungsi
Kas
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan
cek dari fungsi sekertariat ( jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan
melalui pos) atau dari fungsi penagihan (jika penerimaan kas dari piutang
dilaksanakan melalui penagihan perusahaan ). Fungsi kas bertanggung jawab untuk
menyetorkan kas yang diterima dari berbagai fungsi tersebut segera ke bank
dalam jumlah penuh.
d.
Fungsi
Akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggung jawab dalam
pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan
berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang. Fungsi akuntansi berada ditangan
bagian jurnal dan bagian piutang.
e.
Fungsi
Pemeriksa Intern
Dalam sistem penerimaan kas dan piutang, fungsi
pemeriksaan intern bertanggung jawab dalam melaksanakan perhitungan kas yang
ada di tangan fungsi kas secara periodik. Di samping itu, fungsi pemeriksa
intrn bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek
ketelitian catatan kas yang idselenggarakan oleh fungsi akuntansi.
1.1.1.2.2.
Dokumen
yang Digunakan
Dokumen yang digunkan dalam sistem penerimaan
kas dari piutang adalah :( Mulyadi , 2001 : 488)
a.
Surat
Pemberitahuan
Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk
memberitahu maksud pembayaran yang dilakukannya. Surat pemberitahuan biasanya
berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan
dengan cek yang dikirimkan oleh debitur melalui penagihan perusahaan atau pos.
Bagi perusahaan yang menerima kas dari piutang, surat pemberitahuan ini
digunakan sebagai dokumen sumber dalam pencatatan berkurangnya piutang di dalam
kartu piutang. Karena surat pemberitahuan biasanyya berupa tembusan bukti kas
keluar.
b.
Daftar
Surat Pemberitahuan
Daftar surat pemberitahuan ,erupakam
rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi sekertariat atau fungsi
penagihan. Jika penerimaan kas dari piutang perusahaan dilaksanakan melalui
pos, fungsi sekertariat bertugas membuka amplop surat memisahkan surat
pemberitahuan dengan cek, dan membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima
setiap hari. Jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui penagihan
perusahaan, pembuatan daftar surat pemberitahuan dilakukan oleh fungsi penagihan.daftar
surat penagihan dikirimkan ke fungsi kas untuk dipakai oleh fungsi akuntansi
sebagai dokumen pendukung bukti setor bank dalam pencatatan penerimaan kas ke
dalam jurnal penerimaan kas
c.
Bukti
Setor Bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai
bukti penyetoran kas yang diterima dari piutang ke Bank. Bukti setor dibuat 3
lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke Bank, bersaamaan dengan penyetoran kas
dari piutang ke Bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali dari bank setelah
ditandatangani dan dicap oleh Bank sebagai bukti penyetoran kas ke Bank. Bukti
setoran Bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai
pleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi
penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas.
d.
Kwitansi
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang
dibuat oleh perusahaan bagi para debitur yang telah melakukan pembayaran utang
mereka. Kuitansi sebagai tanda penerimaan kas ini dibuat dalam sistem perbankan
yang tidak mengembalikancancelled check kepada check issuer. Jika cancelled
check dikembaliakn kepada check issuer kuitansi sebagi tanda penerimaan kas
digantikan fungsinya oleh chancelled check.
1.1.1.2.3.
Unsur
Pengendalian Intern
Unsur pengendalia intern dalam sistem penerimaan
kas dari piutang antara lain :( Mulyadi , 2001 : 491 )
a.
Organisasi
Ø Fungsi Kas harus terpisah dari Fungsi Penagihan
dan Penerimaan Kas. Untuk menciptakan internal check fungsi penagihan yang
bertanggung jawab untuk menagih dan menerima cek atau uang dari debitur harus
dipisahkan dari fungsi penerimaan kas yang bertanggung jawab untuk melakukan
enodrsement cek dan menyetorkan cek dan uang tunai hasil penagihan ke rekening
giro perusahaan di bank.
Ø Fungsi kas harus terpisah dari Fungsi
Akuntansi. Fungsi akuntansi tidak boleh digabungkan dengan fungsi penyimpanan ,
untuk menghindari kemungkinan penggunaan catatan akuntansi untuk menutupi
kecurangan yang dilakukan oleh karyawan. Jika fungsi akuntansi digabungkan
dengan fungsi penerimaan kas , timbul kemungkinan fungsi penerimaan kas
digabungkan dengan fungsi yang diterima dari debitur untuk kepentingan diri
sendiri dan menutupi kecurangan tersebut dengan memanipulasi catatan piutang
kepada debitur.
b.
Sistem
Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Ø Debitur diminta untuk melakukan pembayaran
dalam bentuk cek atas nama atau dengan cara pemindahbukuan (Giro Bilyet). Untuk
menghindari debitur jatuh ke tangan pribadi karyawan, perusahana mewajibkan
para debiturnya untuk melakukan pembayaran menggunakan cek atas nama perusahaan
atau dengan bilyet giro,pembayaran yang dilakukan oleh debitur akan terjamin
masuk kedalam rekening giro perusahaan.
Ø Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas
dasr daftra piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
Kegiatan fungsi penagihan harus dicek melalui sistem akuntansi. Fungsi
penagihan hanya melakukan penagihan atas dasardaftar piutang yang telah jatuh
tempo yang dibuat oleh fungsi akuntansi. Dengan demikian fungsi penagihan tidak
mungkin melakukan penagihan piutang dari debitur, kemudian menggunakan uang
hasil penagihan tersebut untuk kepentingan pribadinya dalam jangka waktu
tertentu.
Ø Pengkreditan rekeningpembantu piutang oleh
fungsi akuntansi (bagian piutang) harus didasarkan atas surat pemberitahuan
yang berasal dari debitur. Piutang adalah kekayaan perusahaan. Pengurangan
terhadap piutang yang dicatat dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas
dokumen yang valid. Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar yang andal untuk
mengurangi piutang adalah surat pemberitahuan yang diterima dari debitur
bersamaan dengan cek.
c.
Praktik
yang Sehat
Ø Hasil perhitungan kas direkam dalam berita
acara penghitungan kas dan disetor penuh ke bank dengan segera. Jika perusahaan
menerapkan kebijakan bahwa semua kas yang diterima disetor penuh ke bank dengan
segera, maka kas yang ada di tangan bagian kasa pada suatu saat terdiri setoran
dalam perjalanan. Secara periodik fungsi pemeriksaan bagian intern melakukan
perhitungan kas dan hasil perhitungan tersebut direkam dalam suatu dokumen yang
disebut berita acara perhitungan kas. Selesai dihitung, kas tersebut segera
disetorkan ke bank dalam jumlah penuh.
Ø Para penagih dan aksir harus diasurasikan.
Manusi seringkali tergoda oleh situasi yang melingkupinya pada suatu saat
tertentu. Untuk menghadapi kemungkinan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan
bagian kasa dan penagihan, karyawan yang langsung berhubungan dengan uang
perusahaan lain perlu diasuransikan, sehingga jika karyawan yang diserahi
tanggung jawab menjaga uang tersebut melakukan kecurangan , asuransi yang akan
menaggung resiko kerugian yang timbul.
Ø Kas dalam perjaanan ( baik yang ada ditangan
bagian kasa maupun ditangan penagihan perusahaan ) garus diasuransikan. Untuk
melindungi kekayaan perusahaan berupa uang yang dibawa oleh penagih, perusahaan
dapat menutup asuransi cash in transit. Untuk melindungi kekayaan kas yang ada
ditangan bagian kasa, perusahaan dapat menutup asuransi cash in safe.
1.1.1.2.4.
Bagan
Alir Dokumen
Gambar
3.6. Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Piutang( Mulyadi , 2001 : 495 )
Bagus blognya ,:)
BalasHapusmaaf, mau tanya itu jenis font judulnya apa ya ?
hehe terima kasih. tapi saya masih pemula lo
Hapusdancing script kak
maaf uraian bagan alirnya gak ada?
BalasHapusmaaf ka untuk vocher kas kecil itu kalau dijurnal dalam jurnal umum itu bisa tidak
BalasHapusUntuk bagan alirnya ini memang gk ada kayaknya dibuku juga. Di mulyadi 2016 juga gk ada di jelasin bagan alirnya.
Hapus