Berdasarkan PSAK 16 par.06 Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan dari aset tetap selama umur manfaatnya. Jumlah yang tersusutkan adalah biaya perolehan atau jumlah lain setelah dikurangi taksiran nilai residu. Yang dimaksud dengan jumlah lain adalah nilai tercatat setelah terjadinya penurunan nilai atau, jika diperkenankan oleh suatu standar setelah revaluasi. SAK ETAP pada dasranya hanya mengakui penurunan nilai, tidak mengakui nilai revaluasi nilai aset tetap. Alokasi biaya dilakukan sepanjang umur manfaat ( usefull life ) yang dapat berupa :
1. Periode waktu
2. Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dariaset tetap.
Meskipun definisi penyusutan di atas secara eksplisit hanya terkait dengan aset tetap, namun sesungguhnya ia berlaku untuk properti investasi. Tanah, baik sebagai aset tetap maupun sebagai properti investasi, pada umumnya tidak disusut.
1. JUMLAH PENYUSUTAN
Besar kecilnya penyusutan yang dibebankan setiap periode akuntansi dipengaruhi oleh empat variabel : biaya perolehan, umur manfaat, nilai residu dan pola penggunaan aset tetap. Berikut ini penjelasan masing - masing variabel tersebut.
a). Biaya Perolehan. Biaya perolehan aset tetap meliputi harga faktur bersih (setelah dikurangi potongan tunai bila ada) ditambah seluruh biaya lainnya yang dikorbankan sehubungan dengan perolehan aset tetap sampai aset tetap tersebut berada kondisi siap pakai sesuai dengan maksud managemen.
b). Umur Manfaat. Umur Manfaat aset tetap dapat berupa (i) taksiran periode waktu termanfaatkannya aset tetap, atau (ii) jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset tetap oleh perusahaan ( PSAK 16 par. 06). Kalau umur manfaat berupa periode waktu pemanfaatan, maka penyusutan mendasarkan pada periode tersebut; kalau umur manfaat berupajumlah produksi atau unit serupa, maka penyusutannya berdasarkan pada jumlah produksi atau unit serupa tersebut.
c).Nilai Residu. Nilai residu adalah jumlah yang diperkirakan akan diperoleh perusahaan dari pelepasan aset tersebut , setelah dikurangi dengan taksiran biaya pelepasan, jika aset tersenut telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya ( PSAK 16 par. 06 ). Selisih antara biaya perolehan dan nilai residu merupakan jumlah yang dapat disusutkan ( Depreciable Cost ).
d). Pola Penggunaan. Agardapat dibandingkan biaya dengan pendapatan secara layak (Proper matching Costs against revenues ) , maka perlu dipertimbangkan pola penggunaan jasa aset tetap selama umur manfaatnya. Beban penyusutan periodik seharusnya mencerminkan pola penggunaan aset tetap setepat mungkin (SAK ETAP 2009 par. 15.22).
2.METODE PENYUSUTAN
Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk menghitung penyusutan SAK ETAP 2009 par. 15.22 menyebutkan beberapa metode penyusutan yang mungkin dipilih.
Berikut ini uraian tentang beberapa metode yang para pemula perlu mengetahuinya.
a). Metode Garis Lurus
Metode garis lurus dapat diterapkan baik untuk aset tetap maupun properti investasi. Metode Garis Lurus menetapkan beban penyusutan untuk masing masing periode dengan jumlah yang sama dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Penyusutan per periode / tahun = Biaya Perolehan - Nilai Residu
Umur Manfaat
Kelebihan metode garis lurus adalah perhitungannya mudah. Metode ini cocok dipergunakan aset tetap yang pola penggunaannya relatif sama dari periode ke periode. Misalnya gedung kantor ; meja , kursi, dan almari arsip kantor, dan mesin pendinginair ( air condotioner / AC ).
b). Metode Jumlah Unit Produksi
Metode Jumlah unit produksi hanya digunakan untuk aset tetap, tetapi tidak digunakan untuk properti investasi. Metode Jumlah Unit Produksi tersebut juga metode Jumlah Output Produktif. Metode ini mendasarkan pada teori bahwa aset tetap diperoleh untuk jasa yang disediakan dalam bentuk hasil produksi.
Metode ini membutuhkan suatu taksiran total satuan dari aset tetap. Adapun penyusutan untuk setiap satuan hasil dihitung dengan cara membagi jumlah tersusutkan dengan taksiran total jumlah unit produksi yang dapat dihasilkan oleh aset tetap. Penyusutan untuk setiap unit menurut perhitungan diatas kemudoan, dikaliakan dengan jumlah unit produksiyang dihasilkan pada periode yang bersangkutan. Dengan demikian , penyusutan untuk masing - masing periode berfluktuasi sesu
aidengan jumlah satuan hasil yang dihasilkan oleh penyusutan untuk tahun pertama.
Tarif Penyusutan = Biaya Perolehan - Nilai Residu
Total taksiran Jumlah Unit Produksi
3. Metode Akselerasian
Metode Depresiasi Akselerasian ( accelerated - depreciation method ) dapat diterapkan untuk aset tetap dan properti investasi. Metode ini adalah metode yang mempercepat penyusutan dengan cara menentukan jumlah penyusutan lebih besar di tahun - tahun awal dibandingkan dengan jumlah di tahun - tahun akhir.
Argumennya adalah bahwa biaya yang berkaitan dengan penggunaan aset tetap sebagai besar disebabkan oleh (i) biaya pemeliharaan , (ii) penyusutan aset tetap. Umumnya biaya pemeliharaan aset tetap pada tahun tahun pertama penggunaannya cenderung kecil, dan semakin membesar pada tahun - tahun berikutnya. Metode inimerencanakan agar beban periodik selama umur manfatnya dari tahun ke tahun selalu sama besar. Oleh karena itu, umur mengimbangi biaya pemeliharaan yang semakin lama semakin besar, maka beban penyusutan pada tahun - tahun pertama ditentukan lebih besar darpada beban penyusutan tahun - tahun berikutnya.
Termasuk dalam metode akselerasian atau percepatan, antara lain , adalah metode jumlah - digit - tahun (sum of the years digits method ), Metode Saldo Menurun ( diminishing - balance method), metode saldo menurun ganda (bouble - declining method).
a). Metode Jumlah Tahun Gigit Tahun
Prosedur untuk menghitung penyusutan masing - masing tahun menurut metode jumlah digit tahun adalah sebagai berikut :
Metode saldo menurun (diminishing balance method) menggunakan rumus berikut ini ( Weygandt , Kimmel, dan Keiso 2011)
Pembebanan setiap tahun adalah sebagai berikut :
c).Nilai Residu. Nilai residu adalah jumlah yang diperkirakan akan diperoleh perusahaan dari pelepasan aset tersebut , setelah dikurangi dengan taksiran biaya pelepasan, jika aset tersenut telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya ( PSAK 16 par. 06 ). Selisih antara biaya perolehan dan nilai residu merupakan jumlah yang dapat disusutkan ( Depreciable Cost ).
d). Pola Penggunaan. Agardapat dibandingkan biaya dengan pendapatan secara layak (Proper matching Costs against revenues ) , maka perlu dipertimbangkan pola penggunaan jasa aset tetap selama umur manfaatnya. Beban penyusutan periodik seharusnya mencerminkan pola penggunaan aset tetap setepat mungkin (SAK ETAP 2009 par. 15.22).
2.METODE PENYUSUTAN
Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk menghitung penyusutan SAK ETAP 2009 par. 15.22 menyebutkan beberapa metode penyusutan yang mungkin dipilih.
Berikut ini uraian tentang beberapa metode yang para pemula perlu mengetahuinya.
a). Metode Garis Lurus
Metode garis lurus dapat diterapkan baik untuk aset tetap maupun properti investasi. Metode Garis Lurus menetapkan beban penyusutan untuk masing masing periode dengan jumlah yang sama dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Penyusutan per periode / tahun = Biaya Perolehan - Nilai Residu
Umur Manfaat
Kelebihan metode garis lurus adalah perhitungannya mudah. Metode ini cocok dipergunakan aset tetap yang pola penggunaannya relatif sama dari periode ke periode. Misalnya gedung kantor ; meja , kursi, dan almari arsip kantor, dan mesin pendinginair ( air condotioner / AC ).
b). Metode Jumlah Unit Produksi
Metode Jumlah unit produksi hanya digunakan untuk aset tetap, tetapi tidak digunakan untuk properti investasi. Metode Jumlah Unit Produksi tersebut juga metode Jumlah Output Produktif. Metode ini mendasarkan pada teori bahwa aset tetap diperoleh untuk jasa yang disediakan dalam bentuk hasil produksi.
Metode ini membutuhkan suatu taksiran total satuan dari aset tetap. Adapun penyusutan untuk setiap satuan hasil dihitung dengan cara membagi jumlah tersusutkan dengan taksiran total jumlah unit produksi yang dapat dihasilkan oleh aset tetap. Penyusutan untuk setiap unit menurut perhitungan diatas kemudoan, dikaliakan dengan jumlah unit produksiyang dihasilkan pada periode yang bersangkutan. Dengan demikian , penyusutan untuk masing - masing periode berfluktuasi sesu
aidengan jumlah satuan hasil yang dihasilkan oleh penyusutan untuk tahun pertama.
Tarif Penyusutan = Biaya Perolehan - Nilai Residu
Total taksiran Jumlah Unit Produksi
3. Metode Akselerasian
Metode Depresiasi Akselerasian ( accelerated - depreciation method ) dapat diterapkan untuk aset tetap dan properti investasi. Metode ini adalah metode yang mempercepat penyusutan dengan cara menentukan jumlah penyusutan lebih besar di tahun - tahun awal dibandingkan dengan jumlah di tahun - tahun akhir.
Argumennya adalah bahwa biaya yang berkaitan dengan penggunaan aset tetap sebagai besar disebabkan oleh (i) biaya pemeliharaan , (ii) penyusutan aset tetap. Umumnya biaya pemeliharaan aset tetap pada tahun tahun pertama penggunaannya cenderung kecil, dan semakin membesar pada tahun - tahun berikutnya. Metode inimerencanakan agar beban periodik selama umur manfatnya dari tahun ke tahun selalu sama besar. Oleh karena itu, umur mengimbangi biaya pemeliharaan yang semakin lama semakin besar, maka beban penyusutan pada tahun - tahun pertama ditentukan lebih besar darpada beban penyusutan tahun - tahun berikutnya.
Termasuk dalam metode akselerasian atau percepatan, antara lain , adalah metode jumlah - digit - tahun (sum of the years digits method ), Metode Saldo Menurun ( diminishing - balance method), metode saldo menurun ganda (bouble - declining method).
a). Metode Jumlah Tahun Gigit Tahun
Prosedur untuk menghitung penyusutan masing - masing tahun menurut metode jumlah digit tahun adalah sebagai berikut :
- Masing - masing tahun diberi digit yang bobotnya sebesar sisa umur manfaat pada tahun yang bersangkutan. Misalnya, untuk setiap aset tetap yang umur manfaatnya 5 tahun, tahun pertama diberi digit 5 sebb umur pada tahun pertama adalah 5 tahun. tahun kedua diberi digit 4 sebab umur sisa aset tetap pada tahun kedua adalah 4 tahun.tahun ketiga diberi digit 3 sebab sisa umur pada tahun ketiga adalah 3 tahun. dan begitu seterusnya. digit - digit inin disebut dengan digit tahun.
- Jumlahkan digit - digit tahun pada butir 1 di atas untuk aset yang umurnya 5 tahun, dengan jumlah digit tahun adalah :
- Penyusutan masing - masing tahun adalah dengan mengkalikan depreciable cost dengan angka pecahan. angka pecahan untuk suatu tahun tertentu adalah perbilangan digit tahun. Misalnya untuk tahun pertama, aset dengan umur manfaat 5 tahun angka pecahannya adalah 5/15; untuk tahun kedua angka pecahannya adalah 4/15; untuk tahun ketiga angka pecahannya adalah 3/15 dan seterusnya.
Metode saldo menurun (diminishing balance method) menggunakan rumus berikut ini ( Weygandt , Kimmel, dan Keiso 2011)
Keterangan :
Notasi n kecil adalah Umur Manfaat
NR = Nilai Residu
BP = Biaya Perolehan
Pembebanan setiap tahun adalah sebagai berikut :
- Untuk tahun pertama, tarif tersebut dikalikan dengan biaya perolehan mula - mula.
- Untuk tahun kedua dan seterusnya, tarif tersebut dikalikan dengan nilai tercatat awal tahun masing - masing.
c). Metode Saldo Menurun Ganda
Metode saldo menurun ganda ( double - declining balance method ) menggunakan tarif dua kali lipat tarif metode garis lurus. Misalnya, untuk aset tetap dengan umur manffat 5 tahun, tarif per tahun menurut garis lurus adalah seperlima atau 20%. Metode saldo menurunganda menggunkan tarif 2 x 20%, yaitu 40%. tarif ini dikalikan dengan saldo awal masing - masing tahun setelah dikurangi penyusutan tahun sebelumnya, tanpa menguranginya dengan nilai residu.
Komentar
Posting Komentar